07 Oktober 2010

3. Jenitri

Jenitri, sebuah nama yang cantik disematkan oleh orang Jawa untuk tumbuhan dengan nama latin Elaeocarpus ganitrus ini. Orang Madura menyebutnya Klitri. Pohon yang tingginya mencapai 25 hingga 30 m dan diameter 40 cm tumbuh tersebar di Asia Tenggara dan di Jawa terdapat pada ketinggian kurang dari 1200 mdpl terutama antara 500 dan 1000 mdpl. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan di Trenggalek dan Wonosobo yang berketinggian rata-rata 350 mdpl, juga terdapat di sekitar Cicalengka, Tasikmalaya dan Banjar.

Di daerah Sukabumi ia digunakan juga sebagai bahan bangunan walaupun tergolong tidak awet. Kayunya agak ringan, lunak , padat dan cukup halus strukturnya. Berwarna keabu-abuan dengan warna tambahan lembayung hingga coklat merah muda.

Buahnya tergantung jarang pada tangkai-tangkai kecil panjang, berbentuk bola-bola kecil lebih besar dari pada peluru senapan kuno. Bila masak berwarna biru indah tercampur ungu, daging buah tipis, bijinya sangat keras. Daging buah yang masak benar rasanya seperti minuman anggur, sehingga kadang-kadang dimakan oleh anak-anak penggembala sebagai penganan.

2. Kemesu

Kemesu adalah nama yang disematkan oleh orang Jawa untuk tumbuhan ini. Orang Sunda menyebutnya hahaauwan. Nama latinnya adalah Elaeocarpus floribunda BL. Termasuk dalam famili Elaeocarpaceae. Merupakan tumbuhan berupa pohon yang tingginya bisa mencapai 30 M dan diameter 70 cm, dengan batang yang bercabang tinggi diatas tanah secara tidak teratur. Tersebar dibagian barat Nusa Tenggara. Di Jawa ia terdapat di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 M, sudah jarang ditemukan kecuali didaerah Banyuwangi. Di Jawa Barat kayunya yang berwarna merah muda kadang-kadang digunakan untuk bangunan rumah, walaupun tidak bisa bertahan lama.

Seduhan dari kulit batangnya dan daunnya yang rasanya asam, di Palembang digunakan sebagai obat kumur untuk gusi yang meradang, dan buahnya yang masak kadang-kadang dimakan karena rasanya asam.