Di Jawa tumbuhan
ini dikenal dengan nama awar-awar.
Tumbuhan ini berbentuk pohon atau pohon perdu. Sangat banyak tumbuh di hutan-hutan di Indonesia.
Tumbuh baik didataran rendah sampai dengan ketinggian 600 mdpl. Batangnya
mengeluarkan getah berwarna putih bila dipotong. Bila ditanam secara liar ukuran daunnya bisa
tumbuh lebar, tetapi bila ditanam di pot ukuran daun akan mengecil. Tulang daun yang berwarna putih terlihat
kontras dengan warna daun yang hijau tua.
Sangat potensial bila ditanam sebagai tanaman hias, dihalaman rumah
ataupun di pinggir jalan. Bisa juga
dibuat bonsai walaupun kurang ideal.
Tanaman ini berbuah ketika musim kemarau tiba. Ukuran buah kecil sebesar kelereng. Rasanya enak, tetapi jika dimakan lebih dari
2 buah akan menyebabkan muntah. Walaupun
berasal dari genus ficus, tumbuhan ini tidak mengeluarkan sulur sebagaimana
terjadi pada sebagian besar jenis ficus lainnya.
Beberapa literatur
menyebutkan kalau tanaman ini bisa digunakan sebagai tanaman obat, diantaranya
obat kulit, mempercepat pecahnya bisul bila dicampur jahe maupun obat
urus-urus.
Untuk mereka yang
menyukai eksperimen, tanaman ini bisa
dijadikan indukan bahan silangan karena warna tulang daunnya yang indah
sehingga diharapkan bisa menurun pada anakan jika disilangkan dengan jenis
ficus lainnya. Kendala yang mungkin
dihadapi untuk melakukan hibridasi antar spesies ficus adalah karena bentuk
bunganya yang menyerupai buah dan letak benang sari serta putiknya berada
didalam. Kemungkinan besar melakukan
persilangan buatan antar spesies ficus sangat kecil. Persilangan alami kemungkinan bisa dilakukan
oleh serangga seperti semut karena ukuran badan yang kecil memungkinkan untuk
masuk melalui lubang diujung bunganya.